Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saat ini saya ingin meceritakan tentang pandangan, pendapat, dan pengalaman saya terhadap Ujian Nasiaonal Berbasis Komputer.
Dari pendapat saya selama menjalani simulasi UNBK saya mepunyai beberapa kritik dan saran terhadap bagaimana UNBK. saat UNBK saya merasa ada beberapa kekurangan yang ada dari kebijakan pemerintah tersebut, kekurangan pertama adalah masih terdapat banyak error dan kesusahan yang dihadapi siswa saat proses tersebut berlangsung contoh error dari proses tersebut adalah saat memasukkan token yang diberikan pemerintah dan saat memasukkan user name yang mengalami banyak kegagalan dan karena hal tersebut banyak siswa yang merasa dirugikan apalagi masalah waktu, hal itu berlandaskan alasan ketidakadilan karena waktu yang terpotong atau terganggu apalagi saat beberapa siswa telah berhasil masuk dan berhasil meload soal tapi sebagian siwa lainnya dirugikan karena jam mengisinya terpotong karena belum berhasilnya proses login.
Kritik kedua saya terhadap pelaksanaan UNBK lebih mengarah kepada bagaimana progam tersebut diadakan dari pada proses pelaksanaannya. Berdasarkan sudut pandang kritis saya, saya pribadi berpikir betapa ambigunya cara pemerintah dalam menentukan kelulusan dan kemajuan masa depan indonesia secara buta hanya dengan tolak ukur ujian yang diberikan dalam 4 hari saja. ya betapa kejamnya pemerintah hanya melihat hasil akhir dari siswa didik dibandingkan prosesnya selama disekolah. Saya tahu UNBK dijaman sekarang tidak lagi penentu kelulusan siswa, namun bagaimana dengan siswa yang akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya dan beberapa fakultas di indonesia sering juga menilai dari nilai UNBK, dan saya juga mengerti bahwa kalau UNBk tidak ada sangat sulit untuk mengukur tingkat siswa ditambah dari faktor perbedaan tingkat pendidikan dari setiap sekola. Namun saran saya adalah lebih baik pemerintah memfokuskan programnya terhadap kesetaraan pendidikan yang sama di setiap sekolah dari pada membuat program yang tidak efektif dan buktinya belum bisa dibilang faktor pendukung pembagunan indonesia yang lebih baik.
sekian pendapat saya, dan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menyumbangkan aspirasi saya.
Deandra journal
hi my name dea this is the journey to my weird life
Minggu, 14 Januari 2018
Minggu, 05 November 2017
makalah pkw
KARYA TULIS ARTIKEL ILMIAH
“ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT
INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”
|
Nama
|
:
|
Deandra Aurelia Ariawan
|
|
NIS
|
:
|
1756
|
|
Kelas
|
:
|
XII B
|
SMA LOKON St. NIKOLAUS TOMOHON 2017/2018
Halaman Pengesahan
Judul : “ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI
TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”
Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran
Akademi
Alfarani Sampul
Nouvry Mukuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
merupakan upaya yang berkaitan dengan pembinaan
dan pengembangan dari berbagai aspek kepribadian anak.
Pendidikan bukan saja merupakan
pembinaan aspek intelektual anak, tetapi menyangkut seluruh aspek
kepribadian. Sejalan dengan pendapat di atas Sikun pribadi
(1987 : 1) mengemukakan bahwa :“ Pendidikan merupakan usaha
pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai realisasi diri secara
optimal”. Yaitu suatu kondisi yang
seimbang antara pribadi dan dunianya, yang mengacu pada manusia seutuhnya dalam
totalitas dan integritas berbagai aspek kepribadiannya. Dengan demikian
pendidikan menyangkut berbagai aspek keprbadian baik aspek kognitif, afektif
dan psikomotor.Melalui pendidikan diharapkan anak dapat berkembang menjadi
dewasa serta mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri maupun dengan
lingkungannya.b Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak,
sejak anak itu lahir , bahkan selama hidupnya anak tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar. Pengertian belajar seperti dikemukakan oleh W.S
Winkel, (1986 : 15) bahwa : “ Belajar pada manusia merupakan suatu proses
psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan
menghasilkan perubahan – perubahan baik pada pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai sikap yang bersifat menetap “. Perubahan – perubahan itu
dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam prilaku nyata,
atau yang masih tersembunyi, mungkin pula perubahan itu hanya berupa
penyempurnaan terhadap hal – hal yang sudah pernah dipelajari. Dari definisi di
atas ada kecenderungan pendapat, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses
yang bersifat eksternal, dalam arti bahwa siswa belajar ditentukan oleh
kekuatan – kekuatan dari luar seperti guru, bahan pelajaran bahkan kondisi
kelas dimana anak berada. Seperti dikemukakan oleh M. Gagne ( 1975 : 49 ) bahwa
“ Belajar terjadi jika individu menerima rangsangan dari lingkungan, dan
mengadakan respon terhadap rangsangan tersebut”.
Lingkungan kelas, seperti telah dikemukakan di atas termasuk faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Kenyataannya prestasi
siswa cukup bervariasi. Dalam pada itu visi sekolah yang memuat
kehandalan berkompetisi, tiada henti melakukan inovasi yang bermuara pada
kepuasan, salah satu dari misinya yaitu meningkatkan mutu input output secara
gradual, dengan salah satu strateginya yakni menciptakan dan mengelola kelas
dalam rangka menciptakan konsep unggulan. Dengan konsep Bina Otak, Bina Watak, Bina Awak, dan Bina Ahlak. Berdasarkan
karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti
yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok
dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa
harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
B. Indeks
prestasi
Indeks prestasi
atau biasanya disingkat dengan IP adalah salah satu alat ukur prestasi di
bidang akademik atau pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP
sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam
rerata terboboti. Penggunaan IP di Indonesia memiliki perbedaan untuk tingkat
dasar-menengah dan tingkat pendidikan tinggi. Sistem ini menggantikan sistem
rata-rata yang dipakai sampai Kurikulum 1875. Semenjak Kurikulum 1984 berlaku,
IP dipakai untuk mengevaluasi pencapaian siswa atau mahasiswa. Di sekolah
menengah atas IP dihitung sebagai rerata norma nilai yang diperoleh seorang
siswa pada mata pelajaran tersebut setelah diberi bobot dengan "Angka
Kredit". Norma nilai berkisar antara 100 (terbaik) sampai 67 (rata-rata)
dan 0 (gagal).
Bobot ini
ditentukan berdasarkan pentingnya mata kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi
lulusan. IP dihitung untuk setiap semester.
C. Pengaruh
Sistem Pembagian Kelas Menurut Indeks Prestasi Atau Rangking Siswa
Berdasarkan sumber
dan pengalaman yang saya alami sendiri pengaruh yang saya lihat adalah bahwa
pembagiaqn kelas menurut nilai tersebut bisa memacu siswa dan menimbulkan
motivasi untuk berkompetisi dengan yang lain apalagi dibawah tekanan yang
diberikan. Sehingga berpengaruh positif dalam kegiatan belajar siswa.
Sedangkan sebagian besar
siswa lainnya berpendapat bahwa pengaruh dari system ini tidak terlalu berefek
dan tidak mempengaruhi cara belajar siswa di kelas, sebaliknya siswa yang rajin
mungkin akan tetap rajin tetapi bagaimana dengan siswa yang malas pasti akan
lebih malas-malasan. Dampak lain dengan sistemn ini adalah siswa akan bersaing
secara tidak sehat seperti menyontek. Banyak siswa yang menjalani system
ini mengeluarkan pendapat bahwa
pembagian kelas seperti yang sekarang berlaku
membuatnya berusaha untuk tidak tergeser ke
kelompok yang lebih
rendah meskipun dengan cara menyontek saat
ulangan. Pengaruh lain dalam bidang mental siswa adalah bila dilihat dari
anak-anak yang punya kemampuan diatas mungkin akan merasa bangga dan mungkin
merasa mempunyai masa depan yang lebih terjamin dari pada siswa yang mempunyai
kemapuan dibawahnya. sedangkan siswa yang mepunyai kemampuan rata-rata atau
dibawah rata-rata mungkin akan merasa rendah diri dan berpikir bahwa untuk apa
berusaha kalau memang kemampuan hanya rata-rata saja dan siswa mungkin akan
berpikir dan merasa tidak perlu bermimpi tinggi karena mereka tidak pernah
masuk ke kelas siswa-siswa pintar. Apalagi sekarang banyak sekarang siswa sma
kelas tiga yang sudah mau masuk ke perguruan tinggi dan banyak yang
bercita-cita untuk masuk ke perguruan tinggi yang sudah di mimpi-mimpikan
mereka dan karena pengaruh system pembagian kelas ini banyak murid-murid yang
akan merasa tertekan dan minder untuk mencoba ke universitas yang terpandang di
Indonesia banyak dari mereka berpikir bahwa diri mereka sudah tidak mampu dari
awal padahal bila saja mereka berusaha itu kemungkinan terbesar akan terwujud. Reaksi para siswa bermacam – macam. Ada yang mengganggap itu
sebagai semacam hinaan, ada yang merasa kasihan terhadap teman – teman yang
tidak seberuntung ia bisa masuk di kelas atas, ada yang bersikap netral, cuek,
dan ada pula yang senang. Entah karena kurang belajar atau masih belum
memahami, para siswa tidak mampu mengerjakan soal yang, kata gurunya, tingkat
kesulitannya telah diturunkan sebanyak 50%. Menanggapi hal itu, para siswa
merasa malu dan berkata akan berusaha untuk belajar lebih giat lagi. Banyak
juga yang masih mengatakan bahwa soal terlalu sulit, sebagai pembelaan diri.
Meski begitu, tampaknya pembagian kelas ini memberikan efek baik yang cukup
besar, walaupun banyak pro dan kontra yang mengiringinya.
D. ANGGAPAN
DASAR
Penelitian
ini bertitik tolak dari anggapan dasar sebagai berikut :
1. Kebanyakan siswa belajar
lebih baik secara bersama-sama dari pada sendiri-sendiri. Jika setiap
orang pada suatu kelompok belajar menjadi pengajar dan pembelajar
sekaligus, maka tingkat stres akan menurun dan pembelajaran meningkat pesat. (
Dave Meier, 2002 : 62 ).
2. Kerjasama membantu proses
belajar. Semua usaha belajar mempunyai landasan sosial. Kita bisa belajar lebih
banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada kita pelajari dengan
cara manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat pembelajaran. (Dave
Meier, 2002 : 54 ).
3. Emosi positif sangat
membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar
seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif
mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram
tidak mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. {
Dave Meier, 2002 : 55 ).
Minggu, 22 Oktober 2017
PEMBAHASAN
A.
Indeks prestasi
Indeks prestasi atau biasanya disingkat dengan
IP adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik atau pendidikan. Meskipun
bernama "indeks", IP sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian
sebenarnya, melainkan semacam rerata terboboti. Penggunaan IP di Indonesia
memiliki perbedaan untuk tingkat dasar-menengah dan tingkat pendidikan tinggi.
Sistem ini menggantikan sistem rata-rata yang dipakai sampai Kurikulum 1875.
Semenjak Kurikulum 1984 berlaku, IP dipakai untuk mengevaluasi pencapaian siswa
atau mahasiswa. Di sekolah menengah atas IP dihitung sebagai rerata norma nilai
yang diperoleh seorang siswa pada mata pelajaran tersebut setelah diberi bobot
dengan "Angka Kredit". Norma nilai berkisar antara 100 (terbaik) sampai
67 (rata-rata) dan 0 (gagal).
Bobot ini ditentukan berdasarkan pentingnya mata
kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk setiap
semester.
B.
Pengaruh Sistem Pembagian Kelas
Menurut Indeks Prestasi Atau Rangking Siswa
Berdasarkan sumber dan pengalaman yang saya
alami sendiri pengaruh yang saya lihat adalah bahwa pembagiaqn kelas menurut
nilai tersebut bisa memacu siswa dan menimbulkan motivasi untuk berkompetisi
dengan yang lain apalagi dibawah tekanan yang diberikan. Sehingga berpengaruh
positif dalam kegiatan belajar siswa.
Sedangkan
sebagian besar siswa lainnya berpendapat bahwa pengaruh dari system ini tidak
terlalu berefek dan tidak mempengaruhi cara belajar siswa di kelas, sebaliknya
siswa yang rajin mungkin akan tetap rajin tetapi bagaimana dengan siswa yang
malas pasti akan lebih malas-malasan. Dampak lain dengan sistemn ini adalah
siswa akan bersaing secara tidak sehat seperti menyontek. Banyak siswa yang menjalani system ini
mengeluarkan pendapat bahwa
pembagian kelas seperti
yang sekarang berlaku membuatnya
berusaha untuk tidak tergeser ke kelompok
yang lebih rendah
meskipun dengan cara menyontek saat ulangan. Pengaruh lain
dalam bidang mental siswa adalah bila dilihat dari anak-anak yang punya
kemampuuan diatas mungkin akan merasa bangga dan mungkin merasa mempunyai masa
depan yang lebih terjamin dari siswa yang mempunyai kemapuan dibawahnya. sedangkan
siswa yang mepunyai kemampuan rata-rata atau dibawah rata-rata mungkin akan
merasa rendah diri dan berpikir bahwa untuk apa berusaha kalau memang kemampuan
hanya rata-rata saja dan siswa mungkin akan berpikir merasa tidak perlu
bermimpi tinggi karena mereka tidak pernah masuk ke kelas siswa-siswa pintar.
.
Apalagi sekarang banyak sekarang siswa sma kelas tiga yang sudah mau masuk ke
perguruan tinggi dan banyak yang bercita-cita untuk masuk ke perguruan tinggi
yang sudah di mimpi-mimpikan mereka dan karena pengaruh system pembagian kelas
ini banyak murid-murid yang akan merasa tertekan dan minder untuk mencoba ke
universitas yang terpandang di Indonesia banyak dari mereka berpikir bahwa diri
mereka sudah tidak mampu dari awal padahal bila saja mereka berusaha itu kemungkinan
terbesar akan terwujud. Reaksi para siswa bermacam – macam. Ada
yang mengganggap itu sebagai semacam hinaan, ada yang merasa kasihan terhadap
teman – teman yang tidak seberuntung ia bisa masuk di kelas atas, ada yang
bersikap netral, cuek, dan ada pula yang senang.
artikel dea
KARYA TULIS ARTIKEL ILMIAH
“ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT
INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”
Nama
|
:
|
Deandra Aurelia Ariawan
|
NIS
|
:
|
1756
|
Kelas
|
:
|
XII B
|
SMA LOKON St. NIKOLAUS TOMOHON
2017/2018
2017/2018
Halaman Pengesahan
Judul : “ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI
TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”
Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran
Akademi
Alfarani Sampul
Nouvry Mukuan
Rabu, 01 Februari 2017
Peran Saya Dalam Project PKW
anyeong semua, Jadi sekarang saya mau jelasin tentang apa peran saya dalam project PKW di pelajaran PKW 3 yang saya ambil di semester 4 ini. Tugas saya itu ada di bagian marketing di dalam project memasak lita sekelas yaitu kelas XII MIA A ini
Bisa dibilang tugas saya di dalam project ini adalah untuk menjual dan mempromosikan hasil masakan dari kelas kami agar banyak peminat dan pembeli yang mau berkunjung dan mungkin membeli hasil dri project kelas kami ini.
anggota dari team marketing lainnya adalah :
1) Erica Hernanso
2) Baldwin Silalahi
sekian deh penjelasan tentang apa dan gimana tugas saya dalam kelompok project PKW kita,segitu aja yah maaf kalo terlalu simple penjelasan nya. BYEEE
Rabu, 25 Januari 2017
Pengalaman Belajar PKW di SMA Lokon st.Nikolaus Tomohon
Terima kasih karena udah mau mapir ke blog saya buat baca salah satu postingan blog saya ini, jadi saya mau menceritakan bagimana pengalaman saya selama belajar pelajaran PKW di sma lokon ini.
jadi buat yang belum tahu apa itu pelajarn PKW itu sini biar saya jelaskan sedikit tentang pelajaran ini. Jadi kepanjangan dari singkatan PKW adalah prakarya dan kewirausahaan. Di pelajaran PKW ini kita diajarkan untuk berkarya dan bagaimana carnya untuk membuat usaha dari karya kita tersebut. nah gitu...
sekarang saya akan menceritakan pengalaman saya sewaktu mengambil pelajaran PKW 1 di kelas satu sma. ehh iya ampir kelupaan, jadi kenpa saya ambilnya pelajaran PKW 1 adalah karena sekolah saya itu nerapin sistem SKS kaya di kuliah-kuliah gitu.
sampe situ aja yaa penjelasan nya ngak usah panjang lebar sekarang langsung saja ke pengalaman saya sewaktu mengambil pelajaran PKW, jadi waktu itu guru kami yang sering dipanggil teachie mengarahkan kita sekelas untuk cara membuat maskan yang enak dan bisa ada harga jual nya, juga saat itu kami membuat kerajinan atau prakarya. Saat itu pertama-tama kita disuruh untuk nyari - nyari di internet tentang makanan-makanan daerah di seluruh indonesia, setelah itu kita disuruh untuk membuat tulisan mengenai makanan kami dan memposting nya di blog kami masing-masing. Setelah itu akhirnya di ulangan semester kita di sekelas membagi kelompok dan membuat masakan yang dijual kepada murid-murid di sekolah kami.
sekarang saya akan menceritakan mengenai pengalaman selama mengambil PKW 2 di semester 3 di kelas dua sma, jadi waktu itu kita diajarkan banyak hal mengenai teknologi, aplikasi, dan animasi. sewaktu kita pertama-tama ditunjukkan cara bagaimana cara membuat aplikasi. Kita juga diajari bagaimana cara mebuat animasi di komputer dan juga bagaimana cara menggunakan photoshop, juga saat itu kami diberi tugas untuk membuat sticky notes yang berisi gambar bergerak. dan akhirnya pada akhir semester kami semua diberi tugas untuk membuat aplikasi, iklan, atau film pendek. Dan kelompok saya memilih untuk mebuat aplikasi chat yang sekarang ada di google store.
jadi sekian pengalaman saya selama belajar PKW di sma lokon.terima kasih karena sudah membaca blog ini.
Rutinitas sehari-hari selama bersekolah di SMA Lokon
halooo semua,saya disini akan menceritakan mengenai kegiatan serta rutinitas kita sehari-hari selama saya bersekolah di SMA Lokon yang menjadi sekolah tempat saya menuntut ilmu an belajar, sedikit info jadi SMA Lokon St.nikolaus Tomohon adalah sekolah berasrama yang bertempat di Tomohon Sulawesi Utara.jadi inilah cerita saya selama bersekolah di SMA Lokon.
Jadi di mulai dengan kegiatan saya pertama yang dibuka di asrama. pada jam 04:45 para siswa di asrama di bangunkan oleh pamong dan langsung pergi mengikuti kegiatan asrama yaitu kegiatan olahraga pagi, dan murid-murid yang berada di dalam asrama keluar dan mengitari lingkaran dan melakukan beberapa pemanasan lalu kembali lagi ke dalam asrama. Sesampainya di asrama pamong langsung mengarahkan kita untuk mandi dan setelah semua telah selesai mandi pada jam 06:00 kita semua berkumpul di tengah asrama dan mengikuti apel pagi asrama, sehabis apel bersama pada jam 06:25 kita semua langsung pergi ke dinning untuk sarapan,btw jam di asrama itu biasanya di lebihin 5 menit mungkin biar kita ngak terlambat ke sekolah. Saat disekolah pada jam 06:45 kita semua langsung mengikuti apel dan doa pagi yang bertempat di plaza sekolah, saat jam 07:00 kita semua masuk kekelas dan memulai pelajaran di kelas sampai jam 10:00 setelah istirahat kelas dimulai lagi pada jam 10:30 sampai jam 12:45. Sehabis kelas semua murid langsung pergi ke dinning untuk makan siang, dan pada jam 13:45 murid-murid kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar kembali sampai akhirnya bel berbunyi pada jam 13:30 dan akhirnya siswa siswi kembali ke asrama untuk istirahat sejenak. Pada jam 17:30 pamong mengarahkan siswa untuk studi mandiri sampai jam 19:00 para siswa langsung pergi ke dinning untuk makan malam.pada jam 20:30 pamong mengumpulkan para murid untuk apel dan doa malam.pada jam 22:00 para murid sudah diarahkan untuk istirahat atau tidur.
sekian pengalaman saya selama sekolah di sini, semoga bisa membantu yang mungkin berminat masuk disekolah ini.
sekian pengalaman saya selama sekolah di sini, semoga bisa membantu yang mungkin berminat masuk disekolah ini.
Langganan:
Komentar (Atom)