Minggu, 14 Januari 2018

Pengalaman Simulasi UNBK

  Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Saat ini saya ingin meceritakan tentang pandangan, pendapat, dan pengalaman saya terhadap Ujian Nasiaonal Berbasis Komputer.

  Dari pendapat saya selama menjalani simulasi UNBK saya  mepunyai beberapa kritik dan saran terhadap bagaimana UNBK. saat UNBK saya merasa ada beberapa kekurangan yang ada dari kebijakan pemerintah tersebut, kekurangan pertama adalah masih terdapat banyak error dan kesusahan yang dihadapi siswa saat proses tersebut berlangsung contoh error dari proses tersebut adalah saat memasukkan token yang diberikan pemerintah dan saat memasukkan user name yang mengalami banyak kegagalan dan karena hal tersebut banyak siswa yang merasa dirugikan apalagi masalah waktu, hal itu berlandaskan alasan ketidakadilan karena waktu yang terpotong atau terganggu apalagi saat beberapa siswa telah berhasil masuk dan berhasil meload soal tapi sebagian siwa lainnya dirugikan karena jam mengisinya terpotong karena belum berhasilnya proses login.


  Kritik kedua saya terhadap pelaksanaan UNBK lebih mengarah kepada bagaimana progam tersebut diadakan dari pada proses pelaksanaannya. Berdasarkan sudut pandang kritis saya, saya pribadi berpikir betapa ambigunya cara pemerintah dalam menentukan kelulusan dan kemajuan masa depan indonesia secara buta hanya dengan tolak ukur ujian yang diberikan dalam 4 hari saja. ya betapa kejamnya pemerintah hanya melihat hasil akhir dari siswa didik dibandingkan prosesnya selama disekolah. Saya tahu UNBK dijaman sekarang tidak lagi penentu kelulusan siswa, namun bagaimana dengan siswa yang akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya dan beberapa fakultas di indonesia sering juga menilai dari nilai UNBK, dan saya juga mengerti bahwa kalau UNBk tidak ada sangat sulit untuk mengukur tingkat siswa ditambah dari faktor perbedaan tingkat pendidikan dari setiap sekola. Namun saran saya adalah lebih baik pemerintah memfokuskan programnya terhadap kesetaraan pendidikan yang sama di setiap sekolah dari pada membuat program yang tidak efektif dan buktinya belum bisa dibilang faktor pendukung pembagunan indonesia yang lebih baik.

sekian pendapat saya, dan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk menyumbangkan aspirasi saya.

Minggu, 05 November 2017

makalah pkw

KARYA TULIS ARTIKEL ILMIAH
“ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”

Nama
:
Deandra Aurelia Ariawan
NIS
:
1756
Kelas
:
XII B


SMA LOKON St. NIKOLAUS TOMOHON 2017/2018
Halaman Pengesahan
Judul : “ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”





       Guru Pembimbing                                           Guru Mata Pelajaran
            Akademi



        Alfarani Sampul                                                       Nouvry Mukuan    



PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan upaya  yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan dari  berbagai  aspek kepribadian anak. Pendidikan bukan saja  merupakan pembinaan aspek intelektual anak, tetapi menyangkut seluruh aspek kepribadian. Sejalan dengan pendapat di  atas  Sikun pribadi  (1987 : 1)  mengemukakan bahwa :“ Pendidikan  merupakan  usaha pemberian bantuan terhadap individu  untuk mencapai realisasi diri secara optimal”.  Yaitu suatu kondisi yang seimbang antara pribadi dan dunianya, yang mengacu pada manusia seutuhnya dalam totalitas dan integritas berbagai aspek kepribadiannya. Dengan demikian pendidikan menyangkut berbagai aspek keprbadian baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Melalui pendidikan diharapkan anak dapat berkembang menjadi dewasa serta mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.b Belajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak, sejak anak itu lahir , bahkan selama hidupnya anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Pengertian belajar seperti  dikemukakan oleh W.S Winkel,  (1986 : 15) bahwa : “ Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya dan  menghasilkan perubahan – perubahan baik pada pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat menetap “. Perubahan – perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam prilaku  nyata, atau yang masih tersembunyi, mungkin pula perubahan itu hanya berupa penyempurnaan terhadap hal – hal yang sudah pernah dipelajari. Dari definisi di atas ada kecenderungan pendapat, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses yang bersifat eksternal, dalam arti bahwa siswa belajar ditentukan oleh kekuatan – kekuatan dari luar seperti guru, bahan pelajaran bahkan kondisi kelas dimana anak berada. Seperti dikemukakan oleh M. Gagne ( 1975 : 49 ) bahwa “ Belajar terjadi jika individu menerima rangsangan dari lingkungan, dan mengadakan respon terhadap rangsangan tersebut”. Lingkungan kelas, seperti telah dikemukakan di atas termasuk faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan  belajar siswa.  Kenyataannya prestasi siswa cukup bervariasi. Dalam pada itu  visi sekolah yang memuat kehandalan berkompetisi, tiada henti melakukan inovasi yang bermuara pada kepuasan, salah satu dari misinya yaitu meningkatkan mutu input output secara gradual, dengan salah satu strateginya yakni menciptakan dan mengelola kelas dalam rangka menciptakan konsep unggulan. Dengan konsep Bina Otak, Bina Watak,  Bina Awak, dan Bina Ahlak. Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
B.    Indeks prestasi
 Indeks prestasi atau biasanya disingkat dengan IP adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik atau pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam rerata terboboti. Penggunaan IP di Indonesia memiliki perbedaan untuk tingkat dasar-menengah dan tingkat pendidikan tinggi. Sistem ini menggantikan sistem rata-rata yang dipakai sampai Kurikulum 1875. Semenjak Kurikulum 1984 berlaku, IP dipakai untuk mengevaluasi pencapaian siswa atau mahasiswa. Di sekolah menengah atas IP dihitung sebagai rerata norma nilai yang diperoleh seorang siswa pada mata pelajaran tersebut setelah diberi bobot dengan "Angka Kredit". Norma nilai berkisar antara 100 (terbaik) sampai 67 (rata-rata) dan 0 (gagal).
 Bobot ini ditentukan berdasarkan pentingnya mata kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk setiap semester.

C.    Pengaruh Sistem Pembagian Kelas Menurut Indeks Prestasi Atau Rangking Siswa
 Berdasarkan sumber dan pengalaman yang saya alami sendiri pengaruh yang saya lihat adalah bahwa pembagiaqn kelas menurut nilai tersebut bisa memacu siswa dan menimbulkan motivasi untuk berkompetisi dengan yang lain apalagi dibawah tekanan yang diberikan. Sehingga berpengaruh positif dalam kegiatan belajar siswa.

Sedangkan sebagian besar siswa lainnya berpendapat bahwa pengaruh dari system ini tidak terlalu berefek dan tidak mempengaruhi cara belajar siswa di kelas, sebaliknya siswa yang rajin mungkin akan tetap rajin tetapi bagaimana dengan siswa yang malas pasti akan lebih malas-malasan. Dampak lain dengan sistemn ini adalah siswa akan bersaing secara tidak sehat seperti menyontek. Banyak siswa yang menjalani system ini mengeluarkan   pendapat  bahwa   pembagian   kelas  seperti  yang sekarang berlaku  membuatnya berusaha untuk tidak   tergeser ke   kelompok   yang   lebih    rendah   meskipun   dengan  cara menyontek saat ulangan. Pengaruh lain dalam bidang mental siswa adalah bila dilihat dari anak-anak yang punya kemampuan diatas mungkin akan merasa bangga dan mungkin merasa mempunyai masa depan yang lebih terjamin dari pada siswa yang mempunyai kemapuan dibawahnya. sedangkan siswa yang mepunyai kemampuan rata-rata atau dibawah rata-rata mungkin akan merasa rendah diri dan berpikir bahwa untuk apa berusaha kalau memang kemampuan hanya rata-rata saja dan siswa mungkin akan berpikir dan merasa tidak perlu bermimpi tinggi karena mereka tidak pernah masuk ke kelas siswa-siswa pintar. Apalagi sekarang banyak sekarang siswa sma kelas tiga yang sudah mau masuk ke perguruan tinggi dan banyak yang bercita-cita untuk masuk ke perguruan tinggi yang sudah di mimpi-mimpikan mereka dan karena pengaruh system pembagian kelas ini banyak murid-murid yang akan merasa tertekan dan minder untuk mencoba ke universitas yang terpandang di Indonesia banyak dari mereka berpikir bahwa diri mereka sudah tidak mampu dari awal padahal bila saja mereka berusaha itu kemungkinan terbesar akan terwujud. Reaksi para siswa bermacam – macam. Ada yang mengganggap itu sebagai semacam hinaan, ada yang merasa kasihan terhadap teman – teman yang tidak seberuntung ia bisa masuk di kelas atas, ada yang bersikap netral, cuek, dan ada pula yang senang. Entah karena kurang belajar atau masih belum memahami, para siswa tidak mampu mengerjakan soal yang, kata gurunya, tingkat kesulitannya telah diturunkan sebanyak 50%. Menanggapi hal itu, para siswa merasa malu dan berkata akan berusaha untuk belajar lebih giat lagi. Banyak juga yang masih mengatakan bahwa soal terlalu sulit, sebagai pembelaan diri. Meski begitu, tampaknya pembagian kelas ini memberikan efek baik yang cukup besar, walaupun  banyak pro dan kontra yang mengiringinya.


D.    ANGGAPAN DASAR
          Penelitian ini bertitik tolak dari anggapan dasar sebagai berikut :
1.      Kebanyakan siswa belajar lebih baik secara bersama-sama dari pada sendiri-sendiri.  Jika setiap orang pada  suatu kelompok belajar menjadi pengajar dan pembelajar sekaligus, maka tingkat stres akan menurun dan pembelajaran meningkat pesat. ( Dave Meier, 2002 : 62 ).
2.      Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar mempunyai landasan sosial. Kita bisa belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada kita pelajari dengan cara manapun. Persaingan diantara pembelajar memperlambat pembelajaran. (Dave Meier, 2002 : 54 ).
3.      Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bersuasana muram tidak mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai dan menarik hati. { Dave Meier, 2002 : 55 ).



Minggu, 22 Oktober 2017

PEMBAHASAN
A.    Indeks prestasi
 Indeks prestasi atau biasanya disingkat dengan IP adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik atau pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam rerata terboboti. Penggunaan IP di Indonesia memiliki perbedaan untuk tingkat dasar-menengah dan tingkat pendidikan tinggi. Sistem ini menggantikan sistem rata-rata yang dipakai sampai Kurikulum 1875. Semenjak Kurikulum 1984 berlaku, IP dipakai untuk mengevaluasi pencapaian siswa atau mahasiswa. Di sekolah menengah atas IP dihitung sebagai rerata norma nilai yang diperoleh seorang siswa pada mata pelajaran tersebut setelah diberi bobot dengan "Angka Kredit". Norma nilai berkisar antara 100 (terbaik) sampai 67 (rata-rata) dan 0 (gagal).
 Bobot ini ditentukan berdasarkan pentingnya mata kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk setiap semester.

B.    Pengaruh Sistem Pembagian Kelas Menurut Indeks Prestasi Atau Rangking Siswa

 Berdasarkan sumber dan pengalaman yang saya alami sendiri pengaruh yang saya lihat adalah bahwa pembagiaqn kelas menurut nilai tersebut bisa memacu siswa dan menimbulkan motivasi untuk berkompetisi dengan yang lain apalagi dibawah tekanan yang diberikan. Sehingga berpengaruh positif dalam kegiatan belajar siswa.

Sedangkan sebagian besar siswa lainnya berpendapat bahwa pengaruh dari system ini tidak terlalu berefek dan tidak mempengaruhi cara belajar siswa di kelas, sebaliknya siswa yang rajin mungkin akan tetap rajin tetapi bagaimana dengan siswa yang malas pasti akan lebih malas-malasan. Dampak lain dengan sistemn ini adalah siswa akan bersaing secara tidak sehat seperti menyontek. Banyak siswa yang menjalani system ini mengeluarkan   pendapat  bahwa   pembagian   kelas  seperti  yang sekarang berlaku  membuatnya berusaha untuk tidak   tergeser ke   kelompok   yang   lebih    rendah   meskipun   dengan  cara menyontek saat ulangan. Pengaruh lain dalam bidang mental siswa adalah bila dilihat dari anak-anak yang punya kemampuuan diatas mungkin akan merasa bangga dan mungkin merasa mempunyai masa depan yang lebih terjamin dari siswa yang mempunyai kemapuan dibawahnya. sedangkan siswa yang mepunyai kemampuan rata-rata atau dibawah rata-rata mungkin akan merasa rendah diri dan berpikir bahwa untuk apa berusaha kalau memang kemampuan hanya rata-rata saja dan siswa mungkin akan berpikir merasa tidak perlu bermimpi tinggi karena mereka tidak pernah masuk ke kelas siswa-siswa pintar.

. Apalagi sekarang banyak sekarang siswa sma kelas tiga yang sudah mau masuk ke perguruan tinggi dan banyak yang bercita-cita untuk masuk ke perguruan tinggi yang sudah di mimpi-mimpikan mereka dan karena pengaruh system pembagian kelas ini banyak murid-murid yang akan merasa tertekan dan minder untuk mencoba ke universitas yang terpandang di Indonesia banyak dari mereka berpikir bahwa diri mereka sudah tidak mampu dari awal padahal bila saja mereka berusaha itu kemungkinan terbesar akan terwujud. Reaksi para siswa bermacam – macam. Ada yang mengganggap itu sebagai semacam hinaan, ada yang merasa kasihan terhadap teman – teman yang tidak seberuntung ia bisa masuk di kelas atas, ada yang bersikap netral, cuek, dan ada pula yang senang. 









artikel dea

KARYA TULIS ARTIKEL ILMIAH
“ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”

Nama
:
Deandra Aurelia Ariawan
NIS
:
1756
Kelas
:
XII B


SMA LOKON St. NIKOLAUS TOMOHON
 2017/2018
Halaman Pengesahan
Judul : “ PENGARUH PEMBAGIAN KELAS MENURUT INDEKS PRESTASI TERHADAP KEMAJUAN DAN KESETARAAN SISWA”





       Guru Pembimbing                                           Guru Mata Pelajaran
            Akademi



        Alfarani Sampul                                                       Nouvry Mukuan     



PEMBAHASAN

Rabu, 01 Februari 2017

Peran Saya Dalam Project PKW




     anyeong semua, Jadi sekarang saya mau jelasin tentang apa peran saya dalam project PKW di pelajaran PKW 3 yang saya ambil di semester 4 ini. Tugas saya itu ada di bagian marketing di dalam project memasak lita sekelas yaitu kelas XII MIA A ini
    Bisa dibilang tugas saya di dalam project ini adalah untuk menjual dan mempromosikan hasil masakan dari kelas kami agar banyak peminat dan pembeli yang mau berkunjung dan mungkin membeli hasil dri project kelas kami ini.


anggota dari team marketing lainnya adalah :
                                                                        1) Erica Hernanso
                                                                        2) Baldwin Silalahi

  sekian deh penjelasan tentang apa dan gimana tugas saya dalam kelompok project PKW kita,segitu aja yah maaf kalo terlalu simple penjelasan nya. BYEEE

Rabu, 25 Januari 2017

Pengalaman Belajar PKW di SMA Lokon st.Nikolaus Tomohon

   






    Terima kasih karena udah mau mapir ke blog saya buat baca salah satu postingan blog saya ini, jadi saya mau menceritakan bagimana pengalaman saya selama belajar pelajaran PKW di sma lokon ini.

     jadi buat yang belum tahu apa itu pelajarn PKW itu sini biar saya jelaskan sedikit tentang pelajaran ini. Jadi kepanjangan dari singkatan PKW adalah prakarya dan kewirausahaan. Di pelajaran PKW ini kita diajarkan untuk berkarya dan bagaimana carnya untuk membuat usaha dari karya kita tersebut. nah gitu...
     sekarang saya akan menceritakan pengalaman saya sewaktu mengambil pelajaran PKW 1 di kelas satu sma. ehh iya ampir kelupaan, jadi kenpa saya ambilnya pelajaran PKW 1 adalah karena sekolah saya itu nerapin sistem SKS kaya di kuliah-kuliah gitu.
     sampe situ aja yaa penjelasan nya ngak usah panjang lebar sekarang langsung saja ke pengalaman saya sewaktu mengambil pelajaran PKW, jadi waktu itu guru kami yang sering dipanggil teachie mengarahkan kita sekelas untuk cara membuat maskan yang enak dan bisa ada harga jual nya, juga saat itu kami membuat kerajinan atau prakarya. Saat itu pertama-tama kita disuruh untuk nyari - nyari di internet tentang makanan-makanan daerah di seluruh indonesia, setelah itu kita disuruh untuk membuat tulisan mengenai makanan kami dan memposting nya di blog kami masing-masing. Setelah itu akhirnya di ulangan semester kita di sekelas membagi kelompok dan membuat masakan yang dijual kepada murid-murid di sekolah kami.
     sekarang saya akan menceritakan mengenai pengalaman selama mengambil PKW 2 di semester 3 di kelas dua sma, jadi waktu itu kita diajarkan banyak hal mengenai teknologi, aplikasi, dan animasi. sewaktu kita pertama-tama ditunjukkan cara bagaimana cara membuat aplikasi. Kita juga diajari bagaimana cara mebuat animasi di komputer dan juga bagaimana cara menggunakan photoshop, juga saat itu kami diberi tugas untuk membuat sticky notes yang berisi gambar bergerak. dan akhirnya pada akhir semester kami semua diberi tugas untuk membuat aplikasi, iklan, atau film pendek. Dan kelompok saya memilih untuk mebuat aplikasi chat yang sekarang ada di google store.


   jadi sekian pengalaman saya selama belajar PKW di sma lokon.terima kasih karena sudah membaca blog ini.

Rutinitas sehari-hari selama bersekolah di SMA Lokon

halooo semua,saya disini akan menceritakan mengenai kegiatan serta rutinitas kita sehari-hari selama saya bersekolah di SMA Lokon yang menjadi sekolah tempat saya menuntut ilmu an belajar, sedikit info jadi SMA Lokon St.nikolaus Tomohon adalah sekolah berasrama yang bertempat di Tomohon Sulawesi Utara.jadi inilah cerita saya selama bersekolah di SMA Lokon.
  Jadi di mulai dengan kegiatan saya pertama yang dibuka di asrama. pada jam 04:45 para siswa di asrama di bangunkan oleh pamong dan langsung pergi mengikuti kegiatan asrama yaitu kegiatan olahraga pagi, dan murid-murid yang berada di dalam asrama keluar dan mengitari lingkaran dan melakukan beberapa pemanasan lalu kembali lagi ke dalam asrama. Sesampainya di asrama pamong langsung mengarahkan kita untuk mandi dan setelah semua telah selesai mandi pada jam 06:00 kita semua berkumpul di tengah asrama dan mengikuti apel pagi asrama, sehabis apel bersama pada jam 06:25 kita semua langsung pergi ke dinning untuk sarapan,btw jam di asrama itu biasanya di lebihin 5 menit mungkin biar kita ngak terlambat ke sekolah. Saat disekolah pada jam 06:45 kita semua langsung mengikuti apel dan doa pagi yang bertempat di plaza sekolah, saat jam 07:00 kita semua masuk kekelas dan memulai pelajaran di kelas sampai jam 10:00 setelah istirahat kelas dimulai lagi pada jam 10:30 sampai jam 12:45. Sehabis kelas semua murid langsung pergi ke dinning untuk makan siang, dan pada jam 13:45 murid-murid kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar kembali sampai akhirnya bel berbunyi pada jam 13:30 dan akhirnya siswa siswi kembali ke asrama untuk istirahat sejenak. Pada jam 17:30 pamong mengarahkan siswa untuk studi mandiri sampai jam 19:00 para siswa langsung pergi ke dinning untuk makan malam.pada jam 20:30 pamong mengumpulkan para murid untuk apel dan doa malam.pada jam 22:00 para murid sudah diarahkan untuk istirahat atau tidur.


 sekian pengalaman saya selama sekolah di sini, semoga bisa membantu yang mungkin berminat masuk disekolah ini.